Percakapan Isu Kenaikan BBM di Media Sosial
Isu kenaikan BBM yang tengah menjadi perbincangan hangat masyarakat Indonesia beberapa hari ke belakang dapat disimak perkembangan isunya melalui jejaring sosial di internet. Jejaring sosial itu menjadi sebuah medium percakapan banyak orang akan suatu isu tertentu. Percakapan orang di jejaring sosial selain mudah untuk ditelusuri juga mudah meraih ekspos yang besar dalam waktu singkat. Salah satu contohnya, Vidi Aldiano.
Apa korelasi kenaikan BBM dengan penyanyi pria yang sedang naik daun tersebut? Ternyata pada hari Jumat tanggal 30 Maret 2012, Vidi melalui akun Twitternya, berkicau soal BBM seperti ini:
“Gimana ya perasaannya bapak2 polisi yang harus menjaga aktifitas demo, tapi juga ga setuju dengan kenaikan BBM”
Kicauan Vidi ini lalu diretweet 708 kali oleh 2,351,801 followersnya. Retweet itu lalu terekspos sangat besar atau dengan kata lainnya meraih impresi hingga berjumlah 800 ribu.
Vidi Aldiano hanya perlu berkicau satu kali untuk meraih perhatian banyak orang di jejaring sosial. Media sosial di internet memang selalu menyediakan tempat bagi orang-orang untuk sekejap populer dan menjadi pusat perhatian.
Selain Vidi, beberapa akun pribadi juga terekspos cukup besar melalui kicauannyamengenai kenaikan BBM. Salah satunya adalah akun @DennyJA_World. Akun ini belakangan menjadi populer karena dengan sekejap dapat mengumpulkan followers yang banyak (saat ini hingga : 1,031,488). Lalu ada juga pelaku dunia hiburan @pandji yang walaupun ia seorang pembawa acara dan penyanyi namun juga kerap peduli akan isu-isu politik.
Isu “Kenaikan BBM” pada percakapan di jejaring sosial mengalami lonjakan tinggi pada tanggal 30 Maret 2012 dengan persentase, 91 persen setelah sebelumnya di tanggal 28 Maret hanya sebanyak 16 persen.
Secara persentase, percakapan di Twitter mengenai “Kenaikan BBM” lebih mendominasi daripada di Facebook sebanyak 99 persen dan untuk percakapan di Facebook sebanyak 0, 44 persen. Hal itu terjadi karena banyak pengguna Facebook membatasi akses pada akunnya sehingga percakapan yang terjadi tidak dapat dilacak.
Setelah tanggal 30 Maret secara drastis jumlah yang menyebutkan “Kenaikan BBM” menurun hingga sebanyak 28 persen dan terus menurun pada tanggal 1 April hingga hanya 0,7 persen saja.
Persentase tersebut secara tidak langsung dapat menggambarkan bahwa di jejaring sosial suatu isu yang tengah menjadi pusat perbincangan juga dapat seketika hilang dalam waktu singkat. Seakan-akan masyarakat lupa akan isu tersebut untuk lalu menyambut isu baru berikutnya.
Berbanding terbalik dengan itu, reaksi banyak orang mengenai isu Kenaikan BBM ternyata mengalami peningkatan yang cukup berarti dari tanggal 27 hingga 31 Maret 2012. Kenaikan jumlah reaksi masyarakat ini diikuti oleh sentiment positif dari percakapan yang terjadi. Puncaknya terjadi pada tanggal 31 Maret 2012 dimana ada 2, 5 persent sentiment positif.
Sentimen positif tersebut secara umum dapat diketegorikan sebagai pihak yang mendukung kenaikan BBM. Ternyata masih banyak orang yang mendukung kenaikan BBM dibandingkan yang menolak kenaikannya. Fakta ini cukup mengejutkan mengingat riuhnya penolakan masyarakat terhadap kenaikan BBM.
Inilah uniknya jejaring sosial. Karena selalu tidak dapat diprediksi isu apa yang akan hangat diperbincangkan dan sejauh mana isu tersebut akan berkembang. Kita tidak pernah tahu.
:) :P :D X)
:) :P :D X)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar